cj
Kabar Wirausaha

Potensi Pasar Tinggi, Urban Farming solusi Pembudidaya Cabe Jawa di Lampung

Lampung,-Budidaya pertanian Cabai Jamu (Piper retrofractum Vahl) terus dikembangkan oleh para penggiat  tanaman tersebut di Kota Metro, Lampung. Dengan mengusung konsep ‘ urban Farming’ yaitu konsep pertanian perkotaan yang memanfaatkan sempitnya lahan serta produk pertanianatau tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Cabe jawa atau kerap disebut cabe jamu biasanya digunakan sebagai campuran pada racikan jamu mempunyai khasiat yang sangat bagus untuk tubuh, Tak hanya itu cabe jawa ternyata mampu menjadi solusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan cara membudidayakan tanaman tersebut sebagai sentra pertanian.

Urban Farming atau disebut pertanian perkotaan merupakan cara bertani dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi pertanian. Urban farming cocok untuk masyarakat perkotaan yang mayoritas memiliki lahan terbatas.

Urban farming memiliki banyak manfaat mulai dari segi sosial, ekonomi, dan ekologi. Dari segi sosial, dilihat dari tingkat partisipasi rumah tangga dalam melakukan urban farming. Tingkat partisipasi rumah tangga dalam urban farming mencapai 30% di negara-negara berkembang. Hal ini berpengaruh pada peningkatan pendapatan, berkurangnya pengangguran, serta menurunnya konflik sosial.

Peningkatan pendapatan masyarakat akan menjadi stimulus penguatan ekonomi lokal dalam mengentaskan kemiskinan, sehingga bisa diperoleh kestabilan ekonomi masyarakat perkotaan.

Ramil (40 ), salah satu penggiat pertanian cabe jawa dengan konsep urban farming saat memberikan keterangan kepada wartawan mengatakan, 12/11.

Budidaya cabe jawa mempunyai permintaan pasar yang sangat tinggi, dengan mengusung konsep ‘ Urban Farming’ sebagai solusi minimnya lahan yang ada di Kota Metro, Bersama rekan rekan pembudidaya lain, Tanaman cabe jawa yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi menjadi pilihan para penggiat budidaya tersebut untuk dikembangkan.

” Saat ini saya bersama beberapa penggiat yang lain, sedang menggalakan budidaya cabe jawa atau cabe jamu, Pada awalnya saya memanfaatkan lahan yang sangat minim yang ada di beberapa sisi rumah sebagai sarana dan prasarana nya, Dalam perjalanan mampu menghasilkan Cabe jawa yang berkualitas di setiap panen.” Tutur pria yang dikenal familiar ini.

Ramil menambahkan, ” Dengan harga jual Rp.50 ribu / perkilo. pada akhirnya saya bersama sama penggiat yang lain mulai untuk mengembangkan potensi budidaya pertanian Cabe Jawa, Selain mempunyai nilai ekonomis yang tinggi cabe jawa juga mempunyai pangsa pasar atau permintaan pasar yang bagus, di Indonesia maupun ekspor di Mancanegara.” Tegasnya saat ditemui  di Jl. Adipati, Margorejo, Kota Metro, Lampung.

Komoditas pertanian jenis cabai jawa atau piper retrofractum asal Provinsi Lampung disebut-sebut memiliki peluang ekspor cukup tinggi guna memenuhi kebutuhan pasar di berbagai mancanegara.

Hal tersebut berdasarkan data program Iqfast (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian di Karantina Pertanian Lampung, tercatat frekuensi ekspor cabai Jawa di Provinsi Lampung 2019, 2020, dan 2021 berturut-turut 9, 33, dan 6 kali. Sedangkan untuk volume ekspor, untuk 2019 sebesar 48,312 ton, 2020 sebanyak 459,034 ton, dan 2021 berjumlah 50,170 ton. ( Yudha Saputra )

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *