Oleh : Abdullah Sarif
Mahasiswa Program Doktoral Pendidikan Bahasa Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Mengapa dalam Surat Az-Zumar, Allah SWT berfirman tentang orang-orang kafir dengan ungkapan (حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا) tanpa menggunakan huruf “و” (wa), sementara tentang orang-orang beriman menggunakan huruf “و”, Allah SWT berfirman (حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا)?
Perhatikan keindahan bahasa Arab: “وَاوُ الثَّمَانِيَةِ” (Wawu At-Tsamaniyah)! Berapa banyak dalam Kitab Allah (Al-Qur’an) terdapat sentuhan-sentuhan Ilmu Balaghah (retorika) yang membuat para peneliti bahasa dan sastra Arab tercengang? Salah satunya adalah yang disebut “وَاوُ الثَّمَانِيَةِ” (Wawu At-Tsamaniyah).
“Wawu At-Tsamaniyah”, sebuah fakta yang luar biasa yang mengajarkan kita bahwa jika Al-Qur’an adalah buatan manusia, tidak akan memiliki rahasia seperti ini yang menantang setiap saja yang meragukan. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Dan sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Disebut dengan nama ” وَاوُ الثَّمَانِيَةِ ” karena ia datang setelah menyebutkan tujuh hal yang disebutkan dalam urutan yang sama tanpa dihubungkan, kemudian yang kedelapan disertakan dengan huruf “و” (wa), contoh dalam ungkapan:
مُحَمَّدٌ عَالِمٌ، فَاهِمٌ، رَاسِخٌ، تَقِيٌّ، نَقِيٌّ، زَكِيٌّ، وَرِعٌ، وَزَاهِدٌ
Muhammad adalah seorang yang alim, memahami, kokoh, bertakwa, suci, cerdas, wara’, dan zuhud. Contoh dalam Al-Qur’an adalah firman Allah SWT:
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ
Mereka yang bertobat, yang beribadah, yang memuji, yang berkelana, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh kepada kebaikan dan yang mencegah dari kemungkaran. (At-Tawbah: 112)
Allah menyebutkan tujuh sifat, kemudian menyebutkan yang kedelapan dengan huruf “و”.
Dan firman-Nya:
عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُۥٓ أَزْوَٰجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُّسْلِمَٰتٍۢ مُّؤْمِنَٰتٍۢ قَٰنِتَٰتٍۢ تَٰٓئِبَٰتٍۢ عَٰبِدَٰتٍۢ سَٰٓئِحَٰتٍۢ ثَيِّبَٰتٍۢ وَأَبْكَٰرًا
“Mudah-mudahan Tuhannya, jika ia menceraikan kamu, akan menggantikan baginya istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, beriman, taat, bertaubat, beribadah, berpuasa, yang janda dan yang perawan.” (At-Tahrim: 5)
Penggunaan huruf “و” (wa) dengan kata “ثمانية” (delapan) secara khusus.
Seperti firman Allah SWT:
سَيَقُولُونَ ثَلَٰثَةٌۭ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌۭ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًۢا بِٱلْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌۭ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ
“Mereka akan mengatakan: (jumlah mereka) adalah tiga orang, yang keempat adalah anjing mereka, dan (yang lain) mengatakan: (jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjing mereka, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: (jumlah mereka) adalah tujuh orang, yang kedelapan adalah anjing mereka.” (Al-Kahf: 22)
Tidak dihubungkan dengan “و” dalam “رَابِعُهُمْ” (yang keempat) dan “سَادِسُهُمْ” (yang keenam) tetapi dihubungkan dengan “و” dalam “ثَامِنُهُمْ” (yang kedelapan), contoh lainnya adalah firman Allah SWT:
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍۢ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًۭا
“Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus.” (Al-Haqqah: 7)
Yang lebih mengagumkan lagi adalah firman Allah SWT:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya” (Az Zumar:71)
Sementara Allah SWT berfirman tentang masuknya orang-orang beriman ke surga:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا
“Hingga apabila mereka datang ke surga dan dibukakan pintu-pintunya.” (Az-Zumar: 73)
Perhatikan tambahan huruf “و” di sini! Yang pertama tidak disertakan dengan “و” dan diketahui bahwa pintu neraka ada tujuh, sedangkan yang kedua disertakan dengan “و” karena pintu surga ada delapan. Subhanallah wa bi Hamdih, Subhanallah al Adhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung”.