Foto 1. Dokumentasi bersama masyarakat Desa Celep yang memiliki balita dalam rangka pemberian buku sebagai output kegiatan monodisiplin I (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kabar Edukasi

Ayo! Perangi Stunting Dengan Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani

Prevalensi balita stunting di Indonesia yang semakin meningkat perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti guna menekan serta mencegah angka stunting. Gerakan perangi stunting juga sangat penting dalam menciptakan generasi Indonesia yang berkualitas dan berintegritas, karena anak-anak adalah investasi jangka panjang bangsa. Salah satu penyebab utama stunting yang sering terjadi adalah ketidakcukupan asupan gizi dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak.

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai (World Health Organization,2015). Faktor penyebab stunting dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Praktik pemberian kolostrum dan ASI eksklusif, pola konsumsi anak, dan penyakit infeksi yang diderita anak menjadi faktor penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi anak dan bisa berdampak pada stunting. Sedangkan, penyebab tidak langsungnya adalah kurangnya persiapan seorang wanita ketika akan menjadi seorang ibu, akses dan ketersediaan bahan makanan, serta sanitasi, dan kesehatan lingkungan.

Berdasarkan data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan oleh world health organization (WHO), pada tahun 2023 sebanyak 21,6% balita di dunia mengalami kejadian stunting.  Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024, dimana pada 2019 mencapai 27,6% (Riset Kesehatan Dasar 2019). Meski terlihat ada penurunan angka prevalensi, tetapi stunting dinilai masih menjadi permasalahan serius di Indonesia karena angka prevalensinya yang masih di atas 20%. Oleh karena itu, permasalahan stunting harus segera ditanggulangi agar angka stunting dapat mengalami penurunan dan sesuai dengan anjuran WHO (Kemen PPPA, 2020). Selain itu, stunting berdampak pada perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak menjadi tidak optimal, sehingga kapasitas belajar, performa, dan produktivitas anak menjadi tidak optimal. Di masa mendatang, anak-anak stunting memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas dan penyakit lainnya.

Permasalahan stunting tidak terkecuali di Desa Celep, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Setelah melakukan survei dan berbincang dengan para kader kesehatan di Desa Celep ternyata masalah stunting masih menjadi salah satu masalah utama yang urgensi. Dilihat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Reguler Tim I Universitas Diponegoro 2023/2024 berinisiatif mengadakan program “Pendampingan Pencegahan dan Penurunan Prevalensi Balita Stunting Dengan Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani”, dengan kelompok sasaran ibu-ibu PKK dan kader kesehatan. Edukasi mengenai stunting dimulai dengan pembuatan buku berjudul “Bersama Melawan Stunting, Dengan Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani”, kemudian buku tersebut akan dibagikan kepada masyarakat desa untuk menjadi bahan pembelajaran dan tambahan informasi mengenai stunting. Kegiatan akan dilanjutkan dengan berdiskusi bersama dengan masyarakat desa mengenai bahan pangan sumber protein hewani yang mudah ditemui dan dengan harga yang terjangkau, kemudian mempraktikan bersama secara langsung cara pengolahan menu makanan tersebut.

Foto 1. Dokumentasi kegiatan pendampingan masyarakat Desa Celep dalam memerangi stunting (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan berlangsung di Balai Desa Celep pada tanggal 17 Januari 2024 yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK, kader kesehatan, dan ibu-ibu yang memiliki balita. Kegiatan pendampingan dilakukan pada saat kegiatan sub pekan imunisasi nasional (PIN) polio di Desa Celep, sehingga materi pendampingan masih berkaitan dengan permasalahan stunting di desa. Kegiatan diawali dengan penjelasan mengenai materi yang terdapat di dalam buku, kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi secara langsung dengan ibu-ibu yang memiliki balita terkait stunting, penyebab stunting, dan tanda-tanda anak mengalami stunting. Diskusi dilanjutkan dengan pembagian ide menu makanan berbahan dasar pangan sumber protein hewani, seperti daging ruminansia, daging unggas, ikan, seafood, telur, dan susu. Pada akhir kegiatan mahasiswa KKN membagikan susu kepada anak-anak sebagai salah satu contoh produk sumber protein hewani. 

Ibu Nining Wahyuning, selaku Ibu Lurah sangat senang dan berterima kasih dengan diadakannya program pendampingan pencegahan stunting ini, dimana selain menambah wawasan kepada masyarakat desa juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya memerangi stunting untuk kemajuan generasi bangsa. Program ini juga membantu ibu-ibu PKK dan kader kesehatan dalam pembuatan menu makanan yang berbahan dasar pangan sumber protein hewani dalam memerangi stunting.

Mahasiswa KKN Reguler Tim I Universitas Diponegoro 2023/2024 berharap dengan diadakannya program ini dapat membantu masyarakat Desa Celep khususnya dalam memerangi stunting, sehingga dapat menekan dan menurunkan prevalensi balita stunting.

Penulis               : Divinia Puspa Khanti

NIM                    : 23010120140205

Prodi/Fakultas : Peternakan/Peternakan dan Pertanian

DPL                     : Dr. Dra. Nurhayati, M.Si

Lokasi                 : Desa Celep, Kec. Nguter, Kab. Sukoharjo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *