Rudi Ginting
Wisata

Kamijo : “Konsep Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Bagaikan Mengecat Langit, Lupa Menapak Bumi”.

GLOBEIndonesia.com, SUBAR – Sumatra Barat 05 Agustus 2020 Waktu Setempat”, Disela-sela Kesibukan Ketua DPW Kamijo bapk RT, Ginting Sumatra Barat, Menyerukan tentang Pendidikan di Indonesia, yang tiap waktu selalu mengalami perubahan.

“Mulai dari perubahan sistem pembelajaran, kurikulum, struktur organisasi hingga teknis pelaksanaan pendidikan,perubahan tersebut seyogianya mampu membuat pendidikan Indonesia maju dengan pesat sesuai dengan program2 inovatif yg di lahir kan oleh Mentri pendidikan dan kebudayaan bapak Nadiem Makarim pungkas Ginting.

“Namun sangat disayangkan berbeda dengan gagasan dari inovasi tersebut seperti hal nya seruan merdeka belajar yg dalam tindakan nyata nya jauh dari kata merdeka, lewat gerakan merdeka belajar ala Menteri Nadiem Makarim berupaya mengurai masalah-masalah yg kerab di temukan di dunia pendidikan, program-program inovatif tersebut seperti hal nya mengganti ujian sekolah berbasis nasional (USBN) dengan asesmen Mengganti ujian nasional dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, serta mempersingkat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) nyata nya masih sebatas wacana pada hal di awal kepemimpinan, publik mulai mengapresiasi ide dan gagasan tersebut dapat membuat dunia pendidikan di Indonesia mengarah kepada suatu pengembangan sumber daya manusia yg berkarakter unggul dan siap di tempat kan di lintas sektor mana pun.

“Tambah Ginting lagi menurut ketua DPW kamijo Sumbar, bidang pendidikan dan kebudayaan seruan merdeka belajar yg di populerkan oleh Mentri pendidikan dan kebudayaan bapak Nadiem Makarim Sangat jauh dari arti kemerdekaan yg sesungguhnya Menurut ketua DPW kamijo Sumbar.

Sejati nya kemerdekaan adalah melepas diri dari penjajahan, penindasan dan belenggu yg menyiksa namun merdeka belajar ini tidak mempunyai konsep atau gagasan yang Terukur dapat di jalan kan di Indonesia sehingga merdeka belajar terkesan berada di awang-awang tanpa ada satu pun gerak material selama 7 bulan lama nya Kemendikbud di pimpin oleh bapak Nadiem Makarim Di dalam masa pandemi covid-19 ini, merdeka belajar itu semakin jauh bahkan mengarah kediktatoran digital yang memaksa peserta didik untuk menggantungkan dirinya kepada digitalisasi dengan tidak di dukung oleh fasilitas yg ada.

“Program Papak Nadiem Makarim yg ingin memajukan dunia pendidikan terkesan mengecat langit namun lupa menapak bumi Pendidikan jarak jauh (PJJ) sekolah daring kuliah daring dan sebagai nya yg menggunakan digital dapat membuat masyarakat Indonesia terjerumus kepada keditatoran digital,sementara menurut data Kominfo terdapat 12548 desa belum dapat jaringan internet maka tentu saja sekolah daring/kuliah daring atau pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena tidak di dukung dengan fasilitas yg ada/yg mumpuni.

“Merdeka belajar jauh dari semangat nya malah yg terjadi kapitalisme di dunia pendidikan semenjadi-jadi nya dimana pembelajaran jarak jauh hanya akan menguntungkan pihak-pihak provider Seyogianya pemerintah pusat melalui Kemendikbud dapat memikirkan solusi kongkrit bagaimana pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan baik agar SDM unggul dapat benar-benar  dapat terwujud,

Kemendikbud dapat bekerja sama dengan kementrian terkait lain nya,dalam menyelesaikan persoalan pendidikan di Indonesia terkhususnya kesediaan jaringan internet gratis bagi peserta didik di tengah pandemi covid-19 saat ini.

“Melalui ketua DPW Lembaga Kader Militan Jokowi (KAMIJO) Sumatra Barat ini bapak Ginting, meminta kepada bapak presiden segera memberikan gebrakan mengatasi Masalah Duni pendidikan, agar segera terwujud cita-cita bangsa untuk membangun SDM unggul tegas Ketua DPW Sumbar kepada awak media. Toge/red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *