JEPARA – Debat perdana calon bupati dan calon wakil bupati (cabup dan cawabup) Jepara yang berlangsung di Onojoglo, Bandengan, pada 28 Oktober 2024, menarik perhatian masyarakat. Dalam debat ini, kedua pasangan calon menyampaikan visi dan misi mereka dengan fokus pada isu-isu penting yang dihadapi masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jepara, menandakan pentingnya transparansi dan partisipasi publik dalam proses pemilihan. Diskusi yang dihasilkan diharapkan mampu memengaruhi pilihan pemilih dalam pemilihan mendatang.
Paslon KH. Nuruddin Amin-M. Iqbal, atau Gus Nung-Iqbal, mengusung jargon JUARA (Jepara Unggul, Aman, Religius, dan Sejahtera). Pasangan ini menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi untuk mewujudkan visi mereka.
Mereka juga turut merespon isu yang beredar di masyarakat, termasuk insentif untuk Ketua RT/RW dan kepedulian terhadap guru TPQ dan madin. Gus Nung menegaskan bahwa budaya lokal Jepara yang kaya harus dilestarikan dan menjadi fokus utama pemerintahan mereka jika terpilih.
Dalam strategi JUARA, Gus Nung-Iqbal menekankan “pentingnya peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan dan pendidikan yang memadai. Kami berencana untuk mengembangkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan pelatihan, diharapkan masyarakat Jepara akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan,” terang Gus Nung.
Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa investasi di bidang SDM adalah penting untuk kemajuan daerah.
Sementara itu, paslon Witiarso Utomo-M. Ibnu Hajar, atau Wiwit-Gus Hajar, hadir dengan jargon MAWAR (Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius). Kami sudah berusaha menyerap aspirasi masyarakat melalui kunjungan ke Desa desa. Menyerap aspirasi , masyarakat menginginkan Jepara lebih makmur,” ucap wiwit.
Dalam visi kami komitmen untuk membuka 100 ribu lapangan pekerjaan dan mencanangkan 195 Puskesmas pembantu. Program-program inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung.
Ada perbedaan yang mencolok antara pendekatan kedua paslon dalam kebijakan anggaran. Gus Nung-Iqbal fokus pada peningkatan SDM dan pelestarian budaya, sementara Wiwit-Gus Hajar lebih menekankan aspek kesejahteraan melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan pelayanan kesehatan serta kartu Mahasiswa Kartini atau beasiswa.
Pendekatan yang berbeda ini mencerminkan visi mereka tentang perkembangan daerah yang ideal. Hal ini menjadi faktor penting yang dipertimbangkan pemilih saat menentukan pilihan mereka di pemilukada.
Implikasi Hasil Debat Terhadap Pemilih di Jepara, Hasil debat ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap keputusan pemilih di Jepara. Dengan semakin jelasnya visi dan misi kedua paslon, masyarakat diharapkan dapat membuat pilihan yang matang berdasarkan informasi yang disampaikan.
Komunikasi terbuka mengenai kebijakan anggaran dan program unggulan dapat meningkatkan kepercayaan pemilih terhadap calon yang mereka pilih. Secara keseluruhan, debat ini adalah langkah penting untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam memajukan Jepara.
Ys