Tepat Dihari Ultah Pernikahan, H. Siswanto Berbagi Kenangan Bersama Alm. Istri Tercinta
Tabloid NPP, Lawang, Malang, Jatim – Pengusaha sukses asal Jawa Timur (Jatim) bapak H. Siswanto mengenang perjalanan dari awal sampai akhir bersama istri tercinta Hj. Budi Irianti yang telah wafat (17/07/2021). Bapak H. Siswanto menikah dengan ibu Hj. Budi Rianti sejak 10 Desember 1986, 35 tahun yang lalu.
Bertempat di kediamannya beberapa waktu yang lalu, bapak H. Siswanto berbagi kenangannya bersama istri tercinta tepat di hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-35 tahun, Jumat (10/12/2021).
Bapak H. Siswanto mengisahkan, pada tanggal 10 Desember 1986, Allah pertemukan saya dengan ibu Hj. Budi Rianti. Saat itu saya bukan siapa-siapa dan saya tidak punya apa-apa, tapi wanita ini menerima saya apa adanya, kenang H. Siswanto.
“Kita sepakat, suka dan duka akan kita lewati bersama. Hampir setiap hari ibu saya dan istri saya selalu mendoakan keberhasilan saya, akhirnya ALLAH S.W.T mengabulkan doa mereka berdua. Pada awalnya saya bersama istri merintis usaha dari nol. Alhamdulillah, usaha kami berkembang pesat dan hampir diseluruh jawa,” tutur beliau.
Bapak H. Siswanto merasa bersyukur mempunyai istri seperti Almarhumah, pemberian Tuhan yang terindah dalam hidupnya. Wanita yang selalu menginspirasi, mendorong dan menguatkan H. Siswanto untuk maju, yang pada akhirnya membuat saya bisa seperti saat sekarang ini, kenang beliau.
“Dia wanita sholeha, wanita yang taat pada suami sampai akhir hayatnya,”
“Saya itu hobinya pakai sandal jepit, setiap hari sandal jepit saya yang jumlahnya 15 sampai 20 itu, bisa dicuci semua sama istri saya. Bahkan pakaian saya belum pernah sekalipun dicuci oleh pembantu, istri saya menggunakan tangannya untuk mencuci pakaian saya, dia tidak sekalipun menggunakan mesin cuci. Soal makan saya pun, saya selalu dilayani dengan baik, mulai dari menyendok nasi, mengambil buah dan menuangkan air minum untuk saya,” kata H. Siswanto mengingat masa itu.
Perihal pekerjaan pun, ibu Hj. Budi Irianti juga ikut membantu suami dalam urusan kelola pajak, perbankan, keuangan, audit sampai management. Sedangkan bapak H. Siswanto lebih banyak bekerja di lapangan.
Walaupun ibu Hj. Budi Irianti sudah berpulang kepadaNya, dia selalu ada disetiap kehidupan H. Siswanto. “Sulit bagi saya untuk melupakan istri saya, tetapi ini sudah takdir dan saya tidak bisa menolak kehendak Tuhan,” ucap H. Siswanto lirih.
Beliau melanjutkan, “kalau dulu saya bekerja tidak kenal waktu, tetapi setelah istri saya tidak ada, banyak pekerjaan yang saya kurangi. Saya teringat pesan istri yaitu kapan saya akan kurangi pekerjaan dan mulai mengurus diri sendiri, serta harus ingat sama yang ngasih rejeki juga sama yang masih hidup. Akhirnya saya memutuskan waktu saya akan saya tingkatkan untuk ibadah,” ikrar beliau.
Bapak H. Siswanto masih teringat saat mereka berdua diberi Allah rejeki, lalu istri memanggilnya dan berkata “mas Anto sekarang ini rejekinya mulai agak banyak, aku ngomong sekali dan berlaku untuk selamanya,”
“Sebagian dari rejeki sampeyan itu didalamnya ada hak anak yatim, kaum dhuafa dan orang yang tidak mampu. Jadi setiap hari akan aku keluarkan untuk yang membutuhkan, tahunan pun akan aku keluarkan. Aku ijin sekali dan berlaku untuk selamanya,” cerita H. Siswanto sambil menirukan ucapan istrinya.
Dikisahkan, sebelum ALLAH memanggil ibu Hj. Budi Irianti, beliau sempat berpesan kepada bapak H. Siswanto suaminya, “tolong nanti aku dibuatkan Masjid yang bagus, pakai arsitek, jangan asal-asalan,”.
Permintaan ibu Hj. Budi Irianti yang kedua adalah menyuruh bapak H. Siswanto mendirikan yayasan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu. “In sya Allah saya berusaha, apa yang menjadi pesan istri saya, pasti akan saya lakukan semua,” ucap beliau berjanji.
“Walaupun istri saya sudah tidak ada, apa yang menjadi keinginannya In Sya Allah akan kita teruskan. Saya berterima kasih kepada ALLAH SWT yang sudah memberikan seorang wanita yang begitu sholeha, wanita yang tahu akan hak serta kewajibannya, juga wanita yang benar-benar patuh dan taat kepada suaminya,”
“Terima kasih kepadaMu ya ALLAH, atas segala-galanya yang telah Engkau berikan kepada kami,” kata beliau dengan penuh rasa syukur.
Pewarta: alf