IMG-20250514-WA0020
Kabar Edukasi

Kades Kutamekar Gelar Rapat Minggon, Sosialisasi Pencegahan Chikungunya

Karawang – Kepala Desa Kutamekar, Karna Lukmana melaksanakan sosialisasi terkait pencegahan penyakit Chikungunya bersama perangkatnya di Aula Kantor Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.

Pasalnya, sosialisasi tersebut didorong oleh kekhawatiran serta kewaspadaan tentang penyakit Chikungunya yang penyebarannya dapat berpotensi menyebar ke masyarakat, Rabu (14/5/2025).

“Meskipun Penyakit Chikungunya tidak menyebabkan kematian, namun membutuhkan pencegahan. Karena itu dibutuhkan upaya pemberantasan guna memutus mata rantai penyebaran penyakit tersebut tetap merupakan prioritas,” tegas Kades Karna Lukmana.

Seperti yang diketahui bahwa Penyakit Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya, sedangkan demam berdarah disebabkan oleh virus dengue. Kedua penyakit ini menampakkan gejala klinis yang berbeda.

Penyakit Chikungunya mempunyai gejala demam, radang sendi yang terasa sangat sakit terutama di daerah pinggang, lutut, tumit dan pada ujung jari-jari kaki dan tangan. Selain itu, terdapat bintik-bintik merah pada kulit yang tidak disertai rasa nyeri maupun gatal. Gejala sakit atau linu pada sendi sangat dirasakan antara 1 hingga 10 hari lamanya.

Gejala demam Chikungunya hampir mirip dengan demam berdarah dengue, yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Namun pada penderita Chikungunya tidak ada pendarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian.

“Ditambah lagi untuk pencegahan dan pemberantasan pemberantasan Penyakit Chikungunya mempunyai masalah yang sama, antara lain belum ada vaksin serta obatnya,” ujarnya.

Biasanya, dalam rangka pemberantasan Penyakit Chikungunya dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut, melakukan 3 M, menguras air di bak, mengubur barang bekas yang tidak terpakai, membersihkan rumah dan halaman agar rapih dan terhindar dari sarang nyamuk. Kemudian penaburan bubuk abate (temephos) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit ini akan berhasil apabila dilakukan secara terus-menerus (kontinyu), baik dilakukan secara individu maupun gerakan bersih-bersih bersama oleh masyarakat

Sejauh ini, Perangkat Desa Kutamekar sangat antusias menyimak sosialisasi tersebut. Karena itu merupakan hal yang sangat penting, sehingga dapat diimplementasikan dalam keseharian terutama pada saat musim hujan yang tidak menentu seperti sekarang ini. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *