IMG-20240113-WA0037
Kabar Politik

Materi Kampanye Ridha Ulfahmi Bermasalah

Diduga kuat telah terjadi pembohongan publik isi kampanye caleg DPRD provinsi NTB dari Partai Gerindra nomor urut 3 atas nama Ridha Ulfahmi. Hal tersebut terungkap dari rekaman video saat caleg yang bersangkutan melakukan kampanye dan orasi di Desa Rupe kec. Langgudu Kabupaten Bima Hari Jum’at 12 Januari 2024.

 

Ridha Ulfahmi mengatakan bahwa jalan lintas provinsi yang melintasi Desa Waro Monta hingga Kec. Lambu merupakan perjuangan ‘aji wakil’ (wakil bupati Bima yang juga bapak kandung dari caleg yang bersangkutan). 

Sementara ungkap Irawan salah satu senior Forum Mahasiswa Langgudu Mataram bahwa Isi pidato Ridha Ulfahmi tersebut bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya. Berdasarkan penelusuran, perbaikan jalan tersebut diawali dengan Demo Mahasiswa Langgudu Mataram yang menuntut perbaikan jalan itu. Kegiatan demo tersebut ditindaklanjuti oleh Gubernur NTB (Dr. Zulkiflimansyah waktu itu) dengan mengundang beberapa perwakilan Mahasiswa Langgudu Mataram ke Pendopo Gubernur NTB untuk melakukan dialog dan Audiensi dalam rangka mencari jalan keluar perbaikan lintasan jalan yang dimaksud.

Dari dialog dan audiensi tersebut disepakati bahwa Gubernur, Kadis Kimpraswil NTB dan perwakilan mahasiswa Langgudu Mataram menghadap Menteri PUPR. Walhasil, Alhamdulillah Bapak Menteri PUPR menyetujui perbaikan jalan tersebut yang sampai sekarang masih dalam pengerjaan.

Berdasarkan kesaksian sejumlah mahasiswa aktor langsung dan pejabat Provinsi NTB, tidak ada campur tangan Wakil Bupati Bima Drs. H Dahlan dalam perjuangan perbaikan jalan tersebut. Tegasnya

Fakta-fakta yang dapat diungkap dalam  pemberitaan ini adalah kutipan video pendek berdurasi 25 detik saat pidato Caleg Ridha Ulfahmi dari Partai Gerindra dan foto-foto kegiatan mahasiswa, foto mahasiswa dan gubernur, foto mahasiswa-Gubernur-Menteri PUPR

Mestinya sebagai seorang caleg DPRD Provinsi, Ridha Ulfahmi menyampaikan hal-hal yang benar dalam materi kampanyenya sebagai pembelajaran untuk masyarakat bukan sebaliknya menyampaikan hal-hal yang di luar pengetahuannya. Hal tersebut dia lakukan, diduga karena memiliki pengetahuan yang minim untuk disampaikan ke masyarakat. Dengan itu dia bermaksud menarik perhatian masyarakat untuk memilihnya. 

“Dari peristiwa tersebut justeru masyarakat yang mengetahui kebenaran menjadi antipati dan tidak simpati lagi”. Tutup Senior Formal Mataram (***)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *