Pangkalan Kerinci, jumaat 1 Agustus 2025
Mabrur Tidak Mampu Menjawab Bahayanya Tanaman Eucalyptus pada Dataran Rendah saat Audiensi dengan KMPKS
Dalam audiensi bersama Kesatuan Mahasiswa Peduli Kebijakan Sosial (KMPKS), Mabrur gagal memberikan jawaban yang jelas dan ilmiah terkait dampak negatif penanaman tanaman Eucalyptus di wilayah dataran rendah. Saat dicecar pertanyaan seputar bahaya ekologis tanaman tersebut—yang dikenal menyerap air tanah secara masif,bersifat allelopati, dan mengandung zat tanin memicu dan membahayakan kepada gen hayati dan dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah.
Mabrur hanya menjawab dengan kalimat normatif tanpa dasar data atau kajian lingkungan yang kuat.
KMPKS menilai ketidaktahuan seorang Humas di perusahaan Internasional Mabrur sebagai bentuk ketidakseriusan perusahaan RAPP menjaga keseimbangan ekologis dan mengabaikan potensi kerusakan lingkungan jangka panjang. Terlebih, eucalyptus bukan tanaman asli dan terbukti mengganggu vegetasi lokal, mengancam keanekaragaman hayati, serta mempercepat degradasi lahan.
“Mabrur tidak hanya gagal menjelaskan, tapi juga menunjukkan tidak adanya kajian lingkungan yang matang sebelum proyek penanaman ini dijalankan,” Ujar tegas Adrian Ahmad Juanda perwakilan KMPKS dalam forum tersebut.
KMPKS dengan tegas menuntut:
1. Penghentian sementara proyek penanaman Eucalyptus di dataran rendah;
2. Audit lingkungan menyeluruh dan transparan terhadap kawasan terdampak;
3. Pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait, termasuk Mabrur, atas kebijakan yang telah diambil tanpa kajian ilmiah yang memadai.
Audiensi ini menjadi catatan penting bahwa pengambilan keputusan yang menyangkut lingkungan tidak boleh didasarkan pada kepentingan jangka pendek atau keuntungan korporasi, tetapi harus berpijak pada keberlanjutan ekosistem dan hak masyarakat lokal.