GLOBEIndonesia – Belum diperbolehkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota dan Kabupaten Bogor, rupanya menjadi duka tersendiri bagi pengusaha konveksi.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya konveksi kerap kali kebanjiran orderan pembuatan seragam sekolah, namun sudah dua tahun ini konveksi sepi orderan meski masuki tahun ajaran baru.
Owner Konveksi Gayeed Production Wildan Darmawan mengaku sempat kebingungan, lantaran sudah dua tahun ini tidak ada orderan pembuatan seragam sekolah yang masuk ke dapur produksinya.
Hal tersebut merupakan dampak dari pembelajaran daring, yang dilakukan hampir seluruh sekolah di Kota dan Kabupaten Bogor selama pandemi covid-19.
“Biasanya kalau jelang tahun ajaran baru seperti saat ini, kita kebanjiran orderan pembuatan baju olahraga dan seragam sekolah. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada orderan yang masuk,” katanya, kepada ayobogor, Minggu 9 Mei 2021.
Menurut dia, dampak pembelajaran daring memang sangat terasa pada omset bulanan konveksinya. Terlebih, konveksi yang berlokasi di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor itu memang fokus pada pembuat seragam sekolah.
“Kalau dulu sebelum ada pandemi omset bulanan kami mencapai Rp200 juta perbulan. Tapi sudah dua tahun ini, omset bulan kami bertahan di angka Rp20 juta perbulan. Ini semua karena orderan seragam sekolah hampir tidak ada,” ucapnya.
Bahkan, dari tujuh alat yang dimiliki Gayeed Production, Wildan selaku owner konveksi mesti menjual dua alat produksinya demi menjaga stabilitas konveksinya agar tetap produksi.
“Awalnya kami punya tujuh mesin produksi. Karena pandemi terpaksa kami harus menjual dua alat kami agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini,” bebernya.
Selain menjual alat produksi, konveksi yang sudah berdiri sejak Agustus 2015 itu juga terpaksa banting stir, memproduksi aneka macam produk. Seperti membuat baju komunitas, t-shirt, polo, kemeja, PDL, masker, goodie bag, jaket, switer, topi, training, celana dan produk lainnya.
“Awalnya kami hanya fokus pada pembuatan seragam sekolah saja. Karena selama pandemi tidak ada orderan masuk, terpaksa kami banting stir untuk produksi yang lain demi menjaga stabilitas konveksi agar tetap berjalan,” tuturnya.
Wildan berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Agar kedepan pihaknya bisa kembali fokus pada pembuatan seragam sekolah. “Semoga saja pandemi Covid-19 ini segera berlalu, dan kami bisa produksi seragam sekolah kembali seperti sedia kala,” harapnya.
*Tanjung*