Bantul (MAN 2 Bantul) – Suasana kelas XII A MAN 2 Bantul tampak berbeda pada Selasa siang (5/8). Bukan wajah-wajah lesu yang terlihat, melainkan ekspresi ceria dan penuh tawa. Hal ini terjadi karena sesi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dipandu oleh guru SKI, Khuzaifah diawali dengan kegiatan ice breaking bertema “Kuis Kebahagiaan”. Kegiatan yang menyisipkan tes psikologi ringan, tebak-tebakan lucu, dan kuis interaktif melalui aplikasi Quizizz ini sukses mencairkan suasana dan meningkatkan semangat belajar siswa.
Tujuan dari ice breaking ini adalah memberikan semangat baru sekaligus meredakan kejenuhan siswa di tengah padatnya kegiatan belajar. Dengan sentuhan psikologi positif, siswa diajak untuk mengenal perasaan mereka, memahami arti bahagia, serta membangun suasana kelas yang hangat dan menyenangkan sebelum memasuki materi inti pembelajaran SKI.
“Belajar tidak harus selalu serius. Kadang yang ringan dan menyenangkan justru membekas lebih lama di pikiran siswa,” ujar Khuzaifah, yang juga dikenal aktif menerapkan pendekatan pembelajaran kreatif. Ia merancang kuis yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang kebahagiaan, seperti: “Apa yang membuat kamu tersenyum hari ini?”, “Pilih: tidur nyenyak atau nilai 100?”, hingga tebak-tebakan lucu ala santri seperti “Kenapa malaikat tidak pernah bolos tugas?” yang dijawab serentak dengan tawa para siswa.
Melalui platform Quizizz, seluruh siswa berpartisipasi dalam menjawab kuis dengan semangat tinggi. Setiap jawaban yang muncul di layar menjadi bahan diskusi ringan dan tawa bersama. Tidak hanya itu, sesi ini juga diselingi tes psikologi sederhana untuk membantu siswa mengenali tingkat kebahagiaan mereka secara reflektif. Beberapa siswa tampak terkejut dan tersentuh saat mengetahui bahwa hal-hal kecil yang mereka syukuri ternyata memiliki pengaruh besar terhadap suasana hati mereka.
Salah satu siswa kelas XII A, Farhan, menyampaikan kesannya. “Saya biasanya ngantuk kalau jam pelajaran siang, tapi hari ini beda banget. Ice breaking-nya bikin saya ketawa dan semangat. Jadi, pas masuk materi SKI pun rasanya lebih ringan dan nyambung,” ujarnya penuh antusias.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, yang sempat menyaksikan langsung jalannya pembelajaran, turut mengapresiasi metode ini. “Saya sangat mendukung pembelajaran kreatif yang mengutamakan kebahagiaan siswa. Apa yang dilakukan Bu Khuza ini sejalan dengan prinsip madrasah ramah anak. Ketika anak bahagia, mereka akan lebih mudah menerima ilmu,” ujarnya.
Nur Hasanah juga menekankan pentingnya menghadirkan suasana positif dalam pembelajaran agama. “Belajar SKI bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga membentuk karakter. Dan karakter yang baik tumbuh dari jiwa yang bahagia,” tambahnya.
Kegiatan ice breaking ini menjadi bukti bahwa pendidikan tidak selalu harus serius dan kaku. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan menyentuh sisi emosional siswa, pembelajaran SKI bisa menjadi lebih hidup dan bermakna. Harapannya, kegiatan serupa bisa terus dikembangkan agar siswa semakin mencintai pelajaran agama dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. (Kzf)