BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana bakal kembali mengaktifkan rumah sakit lapangan pada dalam waktu dekat ini.
Hal tersebut dilakukan mengingat saat ini, ketersediaan ruang khusus perawatan pasien Covid-19 di 21 rumah sakit rujukan yang ada di Kota Bogor sudah mulai menipis.
“Insya Allah pada pertengahan pekan ini kami akan mengaktifkan kembali rumah sakit lapangan,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Senin 28 Juni 2021.
Kendati Pemkot Bogor berniat untuk melakukan aktivasi kembali rumah sakit lapangan, langkah tersebut dipastikan tidak akan berjalan dengan mudah. Pasalnya, untuk mengaktifkan kembali rumah sakit lapangan, Pemkot Bogor mesti menyiapkan sejumlah anggaran yang cukup besar untuk biaya operasional rumah sakit lapangan.
“Sore ini saya akan bertemu dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membicarakan biayanya. Kemungkinan besar tetap dibantu BNPB,” ujarnya.
Jika mengoperasikan rumah sakit lapangan kembali, setidaknya Pemkot Bogor harus menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar untuk biaya operasional rumah sakit lapangan setiap bulan.
Mantan Humas dan Sekretariat RS Lapangan Kota Bogor, Armein Sjuhary Rowi, mengatakan biaya operasional rumah sakit lapangan yang mencapai Rp1,5 miliar tersebut terdiri dari gaji karyawan sebesar Rp180 juta untuk dokter spesialis, dokter umum Rp190 juta, perawat Rp470 juta, penunjang medis Rp200 juta dan tenaga manajemen serta pembantu umum Rp400 juta setiap bulannya.
“Jadi setiap bulan biaya operasional rumah sakit lapangan itu sekitar Rp1,5 miliar,” ungkapnya.
Pada saat rumah sakit lapangan beroperasi beberapa waktu lalu, jumlah karyawan di rumah sakit lapangan Kota Bogor terdiri dari 222 orang.
Terbagi atas dokter umum 10 orang, dokter spesialis delapan orang, perawat 52 orang, supir 12 orang, satpam delapan orang, tenaga manajemen 30 orang dan non-nakes 102 orang.
Untuk kapasitasnya, rumah sakit lapangan Kota Bogor memiliki 64 tempat tidur. Terdiri dari masing-masing 28 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang, dan 8 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19 gejala berat.
Reporter : Ahmad Dani